Pengertian Status Gizi dan Penilaian Status Gizi
1. Pengertian Status Gizi
Secara bahasa status gizi terdiri dari 2 kata yaitu status dan gizi, menurut kamus besar bahsa Indonesia status adalah “kedudukan atau keadaan” sementara itu gizi mempunyai arti “ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan serta mengatur proses-proses kehidupan (Almatsier, 2004: 3). Penyatuan bahan makanan yang diperlukan oleh tubuh yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, selain itu juga dibutuhkan air dan serat untuk memperlancar metabolisme dalam tubuh.
Status gizi adalah ekspresi dari keadaan seimbang dalam bentuk variabel tertentu atau dapat dikatakan bahwa status gizi merupakan indikator baik-buruknya penyediaan makanan sehari-hari (Djoko, 2007: 65). Selanjutnya menurut Khumaidi (1994: 6) menyatakan bahwa: status gizi adalah keadaan seseorang yang diakibatkan oleh konsumsi, penyerapan dan penggunaan zat gizi dari makanan dalam jangka waktu yang lama. Salah satu parameter penting dalam menentukan status kesehatan manusia, khususnya yang berhubungan dengan status gizi yaitu bobot atau berat badan seseorang.
Berdasarkan kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa status gizi adalah hasil dari keseimbangan makanan yang masuk kedalam tubuh. Status gizi optimal apabila tubuh memperoleh cukup zat gizi yang digunakan secara efisien sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara umum.
Energi yang diperlukan untuk kinerja fisik diperoleh dari metabolisme bahan makanan yang dikonsumsi sehari-hari, sehingga makanan atau zat gizi merupakan salah satu faktor penentu kualitas kinerja fisik dan pertumbuhan seseorang. Tingkat status gizi seseorang merupakan perilaku seseorang terhadap kebiasaan pola makan sehari-hari, karena setiap yang dimakan atau yang dikonsumsi oleh seseorang juga akan berdampak pada proses metabolisme dan apa yang dihasilkan dari dalam dirinya.
Setiap makanan yang dikonsumsi mengandung komposisi zat makanan yang berbeda, baik mutu maupun jumlahnya. Zat yang dibutuhkan oleh tubuh adalah zat gizi. Menurut (Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat universitas Indonesia, 2007: 14) zat gizi adalah bahan dasar yang menyusun bahan makanan. Zat gizi ada lima yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral.`
Berdasarkan kutipan diatas terdapat lima macam zat gizi dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Karbohidrat
Karbohirat merupakan zat gizi yang isusun oleh atom karbon (C) , hidrogen (H), dan Oksigen (O). Karbohidrat merupakan zat gizi yang berperan dalam menghasilkan energy merupkan zat gizi yang berperan dalam menghasilkan energy yang utama dalam tubuh. (Syafrizal, 2008)
b. Protein
Protein merupakan sumber energi yang dibutuhkan tubuh untuk pertumbuhan dan perkembangan dan menghasilkan 4 kalori per gram sama dengan karbohidrat. Protein merupakan senyawa organic yang atom Carbon (C), Hidrogen (H) dan Okesigen (O) dan Nitrogen (N) dan disimpan dalam otot, tulang, darah, kulit, kartilago dan limfe. Protein ini akan pecah menjadi sumber energi apabila Zat gizi karbohidrat dan lemak tidak cukup (Ibnu,dkk.2013)
c. Lemak
Lemak adalah garam yang terjadi dari penyatuan asam lemak dengan alkohol organik yang disebut gliserol atau gliserin. Seperti halnya karbohidrat lemak tersusun atas molekul C, H, dan O dengan jumlah atom lebih banyak.Dalam tubuh lemak bermanfaat sebagai berikut, antara lain: (a) sebagai sumber energi (1 gram lemak setara dengan 9 kalori), (b) melarutkan vitamin sehingga dapat diserap oleh usus, (c) sebagai bantalan alat-alat tubuh, (d) memperlama rasa kenyang. Makanan sumber lemak diperoleh bukan hanya dari makanan hewani, melainkan juga dari tumbuhan. Berikut makanan sumber lemak dari tumbuhan: buah-buahan, biji kemiri, zaitun, kelapa, dan jagung sedangkan dari hewan: mentega, susu, keju, dan kuning telur (Menurut Djoko Pekik Irianto (2006: 7).
d. Vitamin
Vitamin merupakan salah satu zat gizi yang diperlukan tubuh dalam jumlah kecil dan harus didatangkan dari luar tubuh karena tidak dapat disintesa oleh tubuh. Menurut Notoatmodjo (2011: 224) vitamin dibedakan menjadi dua, yakni vitamin yang larut dalam air (vitamin A dan B), dn vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E, dan K). Fungsi vitamin secara umum sebagai zat pengatur, yaitu mengatur metabolisme dan mengatur berbagai keseimbangan misalnya keseimbangan air, asam-basa dan mineral didalam cairan tubuh.
e. Mineral
Mineral terdiri dari zat kapur (Ca), zat besi (Fe), zat fluor (F), natrium (Na) dan chlor (Cl), kalium (K), daniodium (I). Secara umum fungsi mineral adalah sebagai bagian dari zat yang aktif dalam metabolisme atau sebagai bagian penting dari struktur sel dan jaringan Notoatmodjo ( 2011: 225).
2. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi
Keadaan gizi seseorang merupakan gambaran dari apa yang dikonsumsinya dalam jangka waktu yang cukup lama. Keadaan gizi merupakan keadaan akibat dari keseimbangan antara konsumsi, penyerapan zat gizi dan penggunaan zat-zat gizi tersebut/keadaan fisiologi akibat tersedianya zat gizi dalam tubuh (Supariasa 2002:18). Status gizi berhubungan dengan sel-sel tubuh dan pengganti atas zat-zat makanan.
Agus Krisno (2004:9-10) dalam Tasman (2014: 12) menjelaskan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi seseorang adalah : “produk pangan, pembagian makanan atau pangan, akseptabilitas (daya terima), prasangka buruk pada bahan makanan tertentu, pantangan pada makanan tertentu, kesukaan pada jenis makanan tertentu, keterbatasan ekonomi, kebiasaan makan, selera makan, sanitasi makanan (penyiapan, penyajian, penyimpanan) dan pengetahuan gizi”
Selanjutnya, Gusril (2004:43) lebih lanjut mengatakan faktor yang mempengaruhi status gizi antara lain :
(a) Ketersediaan pangan; (b) pengetahuan gizi; (c) kebiasaan makan dan; (d) tingkat pendapatan. Ketersediaan bahan pangan berkaitan dengan kondisi lingkungan, seperti: sistem pertanian, prasarana dan saran kehidupan. Pengetahuan gizi adalah segenap yang diketahui oleh seseorang tentang gizi yang mencakup: (a) unsur gizi yang diperoleh dari makanan yang dikonsumsi; (b) makanan terdiri dari berbagai unsur gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan kesehatan; (c) semua individu sepanjang hidupnya membutuhkan unsur-unsur gizi yang sama dengan jumlah yang bervariasi; (d) cara penanganan makanan yang mempengaruhi jumlah unsur-unsur gizi dalam makanan, keselamatan, penampilan dalam rasa.
Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi tersebut akan saling berinteraksi satu sama lain sehingga berimplikasi kepada status gizi seseorang. Status gizi seimbang sangat penting terutama bagi pertumbuhan, perkembangan, kesehatan dan kesejahteraan manusia (Agus Krisno, 2004:14). Selanjutnya macam-macam Penyakit Akibat Kekurangan Gizi (AKG). Penyakit-penyakit yang berhubungan dengan gizi, dapat dibagi dalam beberapa golongan: Penyakit Gizi Lebih (Obesitas), biasanya penyakit ini bersangkutan dengan kelebihan energi (karbohidrat, protein, lemak) di dalam hidangan yang dikonsumsi relatif terhadap kebutuhan atau penggunanya. Penyakit Gizi Kurang (malnutrition, undernutrition), pada penyakit ini, kesalahan pangan terutama terletak dalam ketidak seimbangan posisi hidangan.
3. Penilaian Status Gizi
Penilaian status gizi dari suatu kelompok individu atau masyarakat perlu memperhatikan dua masalah dasar, yaitu: pertama, memeriksa bagaimana hubungan antara tingkat hidup keluarga dengan status gizi masyarakat. Kedua, masalah tingkat gizi secara individu atau perseorangan. Di dalam menilai keadaan gizi tersebut perlu memperoleh keterangan – keterangan melalui penyelidikan yang dapat digolongkan atas dua cara baik secara langsung dan tidak langsung.
Menurut Syafrizar dan Wilda Welis (2008: 81) status gizi adalah suatu keadaan yang menyatakan tingkat kecukupan gizi seseorang.
Untuk mengetahui status gizi seseorang, dapat dilakukan pemeriksaan secara langsung dan tidak langsung.
a. Pemeriksaan status gizi secara langsung meliputi :
1) Antropometri
Menurut Syafrizar dan Wilda Welis (2008:82) pemeriksaan status gizi dengan antropometri adalah berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh. Umum digunakan untuk menilai status gizi karena prosedur sederhana, relative tidak membutuhkan tenaga ahli, alat murah, mudah dibawa, tahan lama, metode tepat dan akurat, dapat mendeteksi gizi masa lampau.
Kelemahan penilaian secara antropometri adalah tidak sensitif, kesalahan pada saat pengukuran dapat mempengaruhi validitas, faktor luar gizi (penyakit, genetik) dapat menurunkan sensitivitas pengukuran antropometri. Antropometri sebagai indikator status gizi dapat dilakukan dengan mengukur beberapa parameter seperti berat badan, tinggi badan, lengan atas, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar panggul, tebal lemak dibawah kulit.
2) Penilaian Secara Klinis
Menurut Syafrizar dan Wilda Welis (2010: 83) penilaian klinis dibagi menjadi dua cara, yaitu :
a) Metode ini didasarkan atas perubahan yang terjadi dihubungkan dengan ketikcukupan zat gizi dapat dilihat pada kulit, mata, ranbut dan mulut.
b) Misalnya tanda klinis penderita KEP (marasmus) yaitu kurus, wajah seperti orang tua, cengeng rewel, kulit keriput, sering diare, detak jantung, tekanan darah berkurang.
Kemudian menurut Djoko (2007: 66) pemeriksaan klinis dilakukan pada jaringan epitel (supervisial ephitel tissue) seperti kulit, mata, rambut dan mukosa oral. pemeriksaan klinis bertujuan untuk mengetahui status kekurangan gizi dengan melihat tanda-tanda khusus.
3) Penilaian Secara Biokimia
Pemeriksaan laboratorium (biokimia), dilakukan melalui pemeriksaan spesimen jaringan tubuh (darah, urine, tinja, hati dan otot) yang diuji secara laboratories terutama untuk mengetahui kadar hemoglobin, feritin, glukosa, dan kolesterol. Kemudian Syafrizar dan Wilda Welis (2008: 83) juga mengemukakan bahwa penilaian status gizi secara biokimia dapat dilakukan dengan tiga macam cara, yaitu sebagai berikut :
a) Pemeriksaan secara laboratories melaui urin, tinja, darah Dilakukan bila penilaian klinis kurang spesifik dan kemungkinan akan terjadi kurang gizi yang lebih parah
b) Misalnya penilaian status zat besi dengan indikator Hemoglobin Nilai Hb normal untuk laki-laki adalah 14-18 gr/100 ml dan wanita adalah 12-16 gr/100ml(gr%/grdl).
c) Penilaian status protein indikatornya ada 3 (tiga) yaitu albumin kadar normalnya 3,5-5 gram/100ml, globulin kadar normalnya 1.5-3 gram/100ml dan fibrinogen kadar normalnya 0,2-0,6 gram/100 ml
4) Penilaian Secara Biofisik
Penilaian status gizi secara biofisik dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a) Yaitu melihat dan kemampuan fungsi jaringan dan perubahan struktur. Tes kemampuan funfsi jaringan meliputi kemampuan kerja dan energi ekspenditure serta adaptasi sikap
b) Penilaian bio fisik sangat mahal
Dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu radiologi, tes fungsi fisik dan sitologi.
c) Radiologi dilakukan dengan melihat tanda-tanda fisik dan keadaan tertentu seperti riketsia, osteomalasia (tulang lunak), fluorosis dan beri-beri
d) Tes fungsi fisik tes ketajaman penglihatan, adaptasi mata pada suasana gelap, penampilan fisik, koordinasi otot dan lain-lain.
e) Tes sitologi tes ini untuk menilai keadaan KEP berat, pemeriksaan ini dilakukan dengan melihat noda pada epitel (stained epithelial smears) dari mukosa oral. Syafrizar dan ilda Welis (2008:84).
Kemudian djoko (2007: 66) juga berpendapat bahwa penilaian status gizi secara biofisik dilakukan dengan melihat kemampuan fungsi serta perubahan struktur jaringan, pemeriksaan biofisik bertujuan mengetahui situasi tertentu, misalnya pada orang yang buta senja.
b. Penilaian Secara Tidak Langsung
Penilaian status gizi secara tidak langsung dapat dilakukan dengan cara:
5) Penilaian Konsumsi Makanan
a) Tujuannya adalah mengetahui kebiasaan makan dan gambaran tingkat kecukupan bahan makanan
b) Metode yang digunakan dalam mengukur konsumsi makanan adalah kualitatif dan kuantitatif
c) Metode kealitatif melupati frekuensi makanan, dietary history, metode telopon, pendaftaran makanan
d) Metode kuantitatif meliputi recall 24 jam, perkiraan makanan, penimbangan makanan, food account, inventaris, pencatatan
e) Analisis dan interpretasi data konsumsi makanan dapat dilakukan dengan konversi dari ukuran rumah tangga ke ukuran berat dan daftar komposisi bahan makanan (Syafrizar dan Wilda Welis (2008:84)
2) Penilaian Dengan Faktor Ekologi
Menurut Djoko (2007: 66) penilaian status gizi dengan faktor ekologi yaitu pengukuran status gizi didasarkan atas ketersediaan makanan yang dipengaruhi oleh faktor ekologi (iklim, tanah, irigasi,dll).
3) Statistik Vital
Penilaian status gizi dengan statistik vital yaitu dengan cara menganalisis data statistik kesehatan seperti angka kematian, angka kesakitan, dan kematian akibat hal-hal yang berhubungan dengan gizi. Pemeriksaan ini bertujuan untuk menemukan indikator tidak langsung status gizi masyarakat.
Menangkan Jutaan Rupiah dan Dapatkan Jackpot Hingga Puluhan Juta Dengan Bermain di www(.)SmsQQ(.)com
ReplyDeleteKelebihan dari Agen Judi Online SmsQQ :
-Situs Aman dan Terpercaya.
- Minimal Deposit Hanya Rp.10.000
- Proses Setor Dana & Tarik Dana Akan Diproses Dengan Cepat (Jika Tidak Ada Gangguan).
- Bonus Turnover 0.3%-0.5% (Disetiap Harinya)
- Bonus Refferal 20% (Seumur Hidup)
-Pelayanan Ramah dan Sopan.Customer Service Online 24 Jam.
- 4 Bank Lokal Tersedia : BCA-MANDIRI-BNI-BRI
8 Permainan Dalam 1 ID :
Poker - BandarQ - DominoQQ - Capsa Susun - AduQ - Sakong - Bandar Poker - Bandar66
Info Lebih Lanjut Hubungi Kami di :
BBM: 2AD05265
WA: +855968010699
Skype: smsqqcom@gmail.com